Sebuah Jurnal Sang Pencari Kerja



Menjelang lulus kuliah, kawan-kawan mulai sibuk untuk mencari kerja. Sedangkan saya, masih radak ogah-ogahan untuk cari kerja. Ingin fokus tugas akhir begitu pikirku saat itu. Meskipun di career center kampus bertebaran lowongan kerja, namun tak ada satupun yang menarik perhatian.
Beberapa orang terdekat mulai bertanya “kamu pengen kerja dimana?”
Terutama kakak, dia orang orang terajin yang bertanya hal tersebut. Setiap kali dia pulang, dia tidak pernah absen bertanya “Ndek poltek wes ono lowongan opo ae ? Wes ngelamar nandi ae? Wes dipanggil psikotes a?”.
Kalau sudah ditanya begini, biasanya saya hanya menjawab “Akeh, ngelamar ndek perusahaan seng aku sreg. Hurung”. Yang lebih menyebalkan lagi seringkali pertanyaan tersebut menjadi berbuntut lebih panjang. Mulai dari bertanya apakah ada teman-temanku yang dipanggil untuk mengikuti psikotes, dan kenapa kamu gak dipanggil psikotes.
Pertanyaan terakhir adalah pertanyaan yang paling bikin hati jadi gondok. Karena sebenarnya itu sudah diluar kuasa kita, yang manggil psikotes kan perusahaan ya aku mana  tau kenapa aku gak dipanggil -.-
Dan, mungkin karena terlalu sering dicecar dengan pertanyaan tersebut. Secara terkadang aku jadi membandingkan diriku dengan teman-temanku. Mulai bertanya-tanya sebenarnya apa ya yang bikin aku gak dipanggil psikotes. Tapi, saya selalu mencoba untuk berpikiran positif.
“Ah, mungkin ini memang belum rejeki dan bukan yang terbaik”
Sampai satu hari, saya mendapatkan panggilan psikotes PT. Cargill. Dibandingkan merasa excited saya lebih merasa sedikit terbebani, karena takut gagal terlebih saya tidak tahu psikotes itu bagaimana. Berbekal buku psikotes yang saya miliki, saya mengerjakan beberapa soal hingga tanpa sadar  sampai larut malam.
Keesokan harinya, ketika bertemu dengan teman-teman saya bertanya mereka belajar apa. Most of them menjawab bahwa mereka tidak belajar sama sekali.  Tibalah waktu untuk mengerjakan psikotes ini, satu per satu peserta mulai memasuki ruangan. Selagi menunggu peserta yang lainnya recruitment officer tersebut menjelaskan beberapa rules.
Begitu waktu mengerjakan sudah dimulai dan alangkah terkejutnya ternyata ini merupakan tes pengetahuan umum.
JEDEEEEEEER!
Tentang rumus2 trigonometri, perbandingan, dan beberapa pegetahuan umum lainnya. Yang dengan bodohnya sudah saya lupakan T.T dan mau tidak mau pun saya mengerjakan semampu dan sebisa saya.
Karena hasil tes akan diumumkan pada pukul 12.00. dengan perasaan yang campur aduk, semua orang menunggu dengan telaten dan sabar. Termasuk saya, tapi saya agak pesimis mengingat saat mengerjakan sebisanya.
Sambil menunggu pengumuman saya dan teman guyon-guyon. Tak terasa pukul 12.00 pun tiba dan semua peserta tes dipersilahkan untuk kembali memasuki ruangan. Nama peserta yang lolos untuk interview, sudah terdisplay di papan LCD. Namun, nama saya tidak ada yaah mungkin memang belum rejeki.
Dan pesan moral yang bisa dipetik adalah jangan pernah menyepelekan psikotes. Serta, persiapkan diri kamu sebaik mungkin. Nah, saya akan membagikan sedikit tips and trick menghadapi psikotes.
1.      Usahakan badan dalam keadaan fit dan cukup istirahat.
2.      Datang lebih awal, hal tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan misalkan jalanan yang macet. Yang tentunya bakalan ngaruh ke mood kalian.  
3.      Kerjakan semampu kalian, jangan berusaha nyontek yaaa. Karena di tes ini para recruiters sebenernya ingin lebih mengenal kepribadian kalian aja kok, dan pada tes ini juga gak ada jawaban yang salah kok.
4.      Dan yang terakhir, jangan lupa berdoa yaa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duizhang's Biography and facts

Buah bibir di kalawangan Kami

House of Sampoerna